Arsitektur komputer dan struktur kognisi manusia (Tugas 2)

Arsitektur Komputer dan Struktur Kognitif Manusia

  1. Penegertian Arsitektur Komputer

Arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masing–masing bagian akan lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll). Beberapa contoh dari arsitektur komputer ini adalah arsitektur von Neumann, CISC, RISC, blue Gene, dll.

Arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Sedangkan menurut Alfatta (dalam Syafrizal, 2005) arsitektur komputer juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya. Arsitektur komputer memberikan berbagai atribut pada sistem komputer yang dibutuhkan oleh seorang perancang software sistem untuk mengembangkan suatu progaram. Arsitektur komputer ini paling tidak mengandung 3 sub-kategori:

  1. Set instruksi (ISA)

Didefinisikan sebagai suatu aspek dalam arsitektur komputer yang dapat dilihat oleh para pemrogram.

  1. Arsitektur mikro

Adalah arsitektur yang diciptakan oleh John von Neumann (1903-1957). Arsitektur ini digunakan oleh hampir semua komputer saat ini. Arsitektur Von Neumann menggambarkan komputer dengan empat bagian utama: Unit Aritmatika dan Logis (ALU), unit kontrol, memori, dan alat masukan dan hasil (secara kolektif dinamakan I/O).

  1. Sistem desain dari seluruh komponen dalam perangkat keras komputer ini

Dapat disimpulkan arsitektur komputer adalah sebuah sistem pengoperasian komputer yang saling betkaitan sehingga membuat sebuah komputer bekerja dengan baik.

  1. Struktur Kognisi Manusia

Menurut Ahmad (2004) struktur adalah gabungan beberapa anggota yang disambungkan antara satu sama lain untuk menanggung beban yang akan digunakan ke atasnya, selanjutnya memindahkan beban tersebut ke tanah. Menurut Dewanto, dkk (2007) adalah suatu kegiatan fikiran , saat seseorang sadar akan objek suatu pemikiran atau persepsi. Struktur kognisi manusia adalah konsep pikiran manusia yang akan dijalankan untuk mencapai suatu tujuan sebuah pekerjaan atau proses pemikiran manusia yang sudah disiapkan sedemikian rupa dengan menggunakan persepsi dan pemikiran dasarnya. Maka dari itu kesimpulan diatas struktur kognitif manusia adalah keseluruhan pengetahuan dari makhluk monodualistis untuk memahami apa yang terjadi di dunia ini.

  1. Hubungan Antara Struktur Kognisi Manusia dan Arsitektur Manusia

Berdasarkan penjelasan diatas dan fungsi dari masing-masing pengertian diatas adalah arstitektur komputer dan struktur kognisi manusia saling berhubungan karena keduanya sama-sama memproses informasi.

  1. Kelemahan dan Kelebihan
  • Kelemahan Arstitektur Komputer :
  1. Sebuah komputer memiliki keterbatasan tempat dalam menyimpan sebuah informasi dikarenakan harus mempunyai kapasitas yg besar
  2. Penggunaannya terbatas dikarenakan harus menggunakan aliran listrik
  3. Untuk memperoleh sebuah komputer memerlukan biaya
  4. Memiliki resiko kehilangan data apabila ada kerusakan pada komputer
  • Kelebihan Arsitektur komputer :
  1. Proses penyimpanannya cepat
  2. Data yang disimpan mudah ditemukan
  3. Informasi yang diinginkan dapat dibuka secara bersamaan
  4. Semua orang dapat membuka data yang sama dalam waktu bersamaan
  • Kekurangan struktur kognisi
  1. Memerlukan waktu dalam memunculkan informasi yang telah disimpan
  2. Memiliki resiko terjadinya lupa
  3. Memerlukan waktu untuk beristirahat apabila kondisi tubuh dalam keadaan lelah
  • Kel ebihan struktur kognisi manusia
  1. Kapasitas penyimpanan informasi tidak terbatas
  2. Hanya kita yang dapat mengingat informasi yang sebelumnya telah kita simpan
  3. Dapat diakses kapanpun dimanapun tanpa memerlukan aliran listrik

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_komputer

Syafrizal, M. (2005). Pengantar jaringan komputer. Yogyakarta: Andi Offset

Nuryamsi, J. (2010). Arsitektur komputer. http://jnursyamsi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/30853/MSIM2+Arsitektur+komputer.pdf. Diakses pada tanggal 18 oktober 2015

Ahmad, Y. (2004). Teori Struktur. Malaysia: UTM

Dewanto, G., dkk. (2007). Panduan Praktis Tata Laksana Penyakit Syaraf. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Sistem Informasi Psikologi (Tugas 1)

Pengantar Sistem Informasi Psikologi

  1. Pengertian Sistem Informasi

Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai sekumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain (dalam Fatta, 2007). Sistem juga merupakan elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Kusniyo dan Kusrini (2007), informasi adalah data yang sudah diperoleh menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi. Data belum memiliki nilai sedangkan informasi sudan memiliki nilai. Informasi dikatakan memiliki nilai jika manfaatnya lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Maka dari itu sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian subsistem informasi terhadap pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.

Dapat disimpulkan bahwa informasi berkaitan dengan sistem. Hal ini dikarenakan sistem merupakan kaitan antara satu sama lain sehingga dapat berinteraksi dengan baik dan sebuah sistem dapat memberikan sebuah informasi yang baik bagi penggunannya. Maka dari itu sebuah informasi dapat tersampaikan dengan baik karena adanya sebuah sistem dimana adanya interaksi dari satu orang ke orang lainnya.

  1. Pengertian Sistem Informasi Psikologi

Ditinjau dari segi ilmu bahasa, kata psikologi berasal dari kata psyche yang artinya jiwa dan logos yang berartikan ilmu pengetahuan. Maka dapat disimpulkan psikologi adalah ilmu pengetahuan (ilmiah) yang mempelajari perilaku, sebagai manifestasi dari kesadaran, proses mental, aktivitas motorik, kognitif, dan juga emosional (Basuki, 2008).

Oleh karena itu penggunaan sistem informasi dalam psikologi sangat bermanfaat karena sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, membantu dan mendukung kegiatan operasi, bersifat manajerial dari suatu organisasi dan membantu mempermudah penyediaan laporan yang diperlukan dalam bidang psikologi yang mempelajari perilaku dan fungsi mental serta pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia seperti panca indera, pikiran, perasaan (feeling) dan kehendak secara ilmiah.

  1. Contoh Kasus

Penggunaan sistem informasi dalam psikologi sudah mulai dikembangkan dengan sangat baik. Banyak hal yang dapat mengaitkan ilmu psikologi dengan sistem informasi. Seperti halnya sebuah pemerikasaan psikologis yang dilakukan menggunakan komputer. Beberapa alat tes saat ini memanfaatkan sebuah sistem informasi dengan baik seperti skoring papikostik yang dapat dilakukan melalui komputer. Tes ini banyak digunakan oleh perusahaan dalam melihat ketekunan seseorang dalam sebuah pekerjaan tertentu. Hal ini memudahkan psikolog dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan psikologis dalam bentuk grafik. Dan berbagai tes lainnya juga sudah mulai memanfaatkan sistem informasi dengan baik. Selain membantu dalam skoring sistem informasi juga memberi kemudahan bagi orang awam dalam mengenal alat tes.

Beberapa pemeriksaan psikologis yang pada saat ini dapat diakses secara online. Seperti tes psikotes, tes yang banyak dilakukan dalam tahap awal penerimaan siswa atau untuk para pelamar kerja. Sehingga banyak orang yang mencari tes psikotes tersebut di internet untuk latihan sebelum pemeriksaan psikologis itu berlangsung

Analisis kasus

Manfaat sistem informasi sangatlah besar bagi ilmu psikologi dalam pengolahan data,penyimpanan data, maupun skoring sebuah hasil pemeriksaan psikologis. Meskipun semua memudakan psikolog, tetapi penskoringan hasil pemeriksaan psikologis jauh lebih baik diperiksa secara manual agar tidak salah dalam menginpretasi.

Selain itu untuk mendapatkan alat tes psikologi butuh perjuangan yang sangat panjang dan untuk membeli alat tes tersebut pun sangat mahal harganya, justru disini dimanfaatkan dengan tidak memikirkan hal-hal ataupun kemungkinan-kemungkinan buruk lainnya. Apalagi secara umum hasil-hasil dari tes psikologi “palsu” di media sosial tersebut tidak valid dan pastinya orang-orang di media sosial yang menggunakan aplikasi tes psikologi tesebut akan lebih mudah terpengaruh dan mempersepsikan bahwa dirinya seperti apa yang dikatakan pada hasil tes psikologi tersebut. Padahal bagi seorang psikolog, untuk memberitahu bahwa klien memiliki masalah XXX misalnya, harus melewati berbagai tes dan asesmen ataupun wawancara, sedangkan disini tes psikologi hanya dengan memilih pilihan ganda dan langsung terlihat hasil akhirnya.

Daftar Pustaka

Fatta, A.H. (2007). Analisis dan perancangan sistem informasi untuk keunggulan bersaing perusahaan dan organisasi modern. Yogyakarta: C.V Andi OFFESET

Kuniyo, A. (2007). Tuntutan praktis membangun sistem informasi akutansi dengan visual basic & microsoft SQL server. Yogyakarta: C.V Andi OFFESET